
Dalam bab 52 manga Chainsaw Man, ada adegan yang sangat penting ketika Reze, di ambang kematian, merenungkan kenapa dia tidak membunuh Denji sejak awal pertemuan mereka. Dalam pikiran Reze, dia menyadari bahwa alasan dia tidak melakukan itu adalah karena dia merasa empati terhadap Denji—dua karakter ini berbagi pengalaman bahwa mereka “tidak pernah bersekolah”.
Untuk memahami lebih dalam, kita perlu melihat konteks hubungan Denji dan Reze sepanjang Reze arc. Reze pada awalnya diperkenalkan sebagai agen Rusia dengan misi rahasia yang melibatkan Denji. Dia menyamar sebagai gadis biasa, menjalin kedekatan emosional dengannya, bahkan berpura-pura menunjukkan perasaan. Namun, di balik itu semua, ada kepentingan yang lebih besar: melaksanakan tugas dan kemungkinan membunuh Denji sebagai bagian dari konflik antara negara-negara dan entitas iblis.
Meskipun dia punya kemampuan dan peluang untuk membunuh Denji—termasuk ketika dia mematahkan lehernya atau saat pertarungan intens—ada momen ketika Denji sendiri menyebut bahwa jika ia membunuh Reze saat itu, ia akan menyesalinya. Dalam salah satu diskusi penggemar tentang adegan di laut setelah pertarungan, dikatakan bahwa Reze terkejut Denji tak membunuhnya, dan Denji menjawab bahwa ia akan menyesal jika melakukannya.
Selain itu, dari perspektif naratif, Denji sebagai protagonis punya sifat emosional yang kuat, sangat dipengaruhi oleh keinginan sederhana: merasakan cinta, kedekatan manusiawi, dan meneruskan mimpi-mimpi kecil. Dia bukan karakter gelap yang dengan mudah membunuh orang yang dekat dengannya, bahkan ketika disakiti atau dikhianati. Dalam arc Reze sendiri, ada ulasan bahwa pengalaman tersebut membantu memunculkan sifat Belas Kasih, Simpati, dan bahkan kelemahan emosi Denji.
Sisi emosional Reze juga penting: di bab 52, saat Reze hampir mati, dia menyesali dan memikirkan “kenapa aku tidak membunuhmu pada saat itu?”—yang menggambarkan bahwa di dalam dirinya juga ada konflik antara misi dan perasaan.
Jadi, secara lengkap, alasan Denji tidak membunuh Reze adalah kombinasi dari: (1) Denji merasa bahwa membunuhnya akan menjadi suatu tindakan yang akan disesali; (2) ada unsur empati dan ikatan emosional—Reze sendiri menyadari bahwa latar hidup mereka punya kemiripan (“tidak pernah sekolah”); (3) karakter Denji yang secara naratif dirancang untuk tidak bertindak dingin terhadap orang yang pernah dekat dengannya; dan (4) konflik internal Reze yang juga mencegah dia dari tindakan penuh pembunuhan sejak awal.
Kalau kamu mau, saya bisa menelusuri dialog asli versi bahasa Jepang di bab-bab tersebut dan kutipan aslinya untuk memperkuat argumen ini. Mau saya cari?