Skip to content

Catatan Infoku

Anime, Manga, and More

  • Anime
  • Anime Synopsis
  • Anime Watch Order
  • Uma Musume
  • My Hero Academia
  • Games
  • Lifestyle
  • Education
  • Toggle search form
  • Secrets of the Silent Witch Episode 5, The Adventures of the Silent Witch Anime
  • 5 Rekomendasi Laptop Untuk Siswa SMK Pendidikan
  • To Be Hero X Episode 22, Nice Appears at the Scene of the Clash Anime
  • Pembahasan Matematika SMP Kelas 7: Bilangan dengan Tanda Positif dan Negatif pada Thermometer Pendidikan
  • 5 Alasan BSU Ketenagakerjaan Tidak Cair Meski Sudah Terverifikasi Lifestyle
  • Why Casey Grove in Silent Witch Doesn’t Trust Her Country Because It Failed to Protect Its Citizens Anime
  • Rascal Does Not Dream of Santa Claus Episode 9,Himeji Sara Teen Syndrome Anime
  • Sinopsis Anime A Mangaka’s Weirdly Wonderful Wokplace, Tayang Oktober 2025 Anime

Mengapa Stella Melihat Versi Kecil Dirinya dan Tina dalam Private Tutor to the Duke’s Daughter? Ini Penjelasannya

Posted on September 29, 2025September 29, 2025 By arisuid
Mengapa Stella Melihat Versi Kecil Dirinya dan Tina dalam Private Tutor to the Duke’s Daughter? Ini Penjelasannya
Mengapa Stella Melihat Versi Kecil Dirinya dan Tina dalam Private Tutor to the Duke’s Daughter? Ini Penjelasannya

Arisunime — Sejak awal perjalanan kisah Private Tutor to the Duke’s Daughter (原題 Kōjo Denka no Kateikyōshi) karya Riku Nanano, karakter Stella Howard selalu digambarkan sebagai sosok yang tertutup dan cenderung menaruh keraguan terhadap kemampuannya sendiri.

Dalam episode 9 adaptasi anime-nya, terdapat adegan yang mencolok: Stella terkesan “dimarahi” atau “dihina” oleh versi masa kecilnya sendiri serta versi kecil Tina, yang tampak lebih unggul dalam hal kekuatan sihir. The Adegan ini bukan sekadar dramatis visual, melainkan membawa simbolik yang dalam — menggambarkan konflik batin Stella antara penyesalan masa lalu, rasa tidak percaya diri, dan iri terhadap pertumbuhan saudara perempuannya, Tina.

Pertama-tama, penting dipahami bahwa Stella telah lama hidup dengan beban harapan keluarga dan standar “keluarga Howard” yang kuat. Ia sejak kecil merasa “kurang” dibandingkan orang lain — terutama karena ia tidak bisa menggunakan sihir es yang identik dengan garis keluarganya, melainkan harus bergulat dengan kapasitas mana yang rendah.

Stella yang melihat dirinya di masa lalu

Dalam narasi episode 9, Stella sedang mengalami kegelisahan ekstrem ketika ia menyaksikan Tina secara cepat melampaui dirinya dalam kemampuan sihir. Adegan di mana versi kecil Stella “mengomeli” versi Stella masa kini mencerminkan rasa bersalah, kekecewaan diri sendiri, serta pergumulan batin bahwa dia “seharusnya bisa lebih baik” bila dulu memilih tindakan berbeda.

Kedua, dengan menghadirkan versi kecil Tina, narasi menyiratkan bahwa Stella melihat rivalitas internal dan eksternal sekaligus: rival di masa lalu (versi kecil dirinya) dan rival di masa kini (Tina). Tina menjadi semacam “cermin” keberhasilan yang dibenci sekaligus dihormati Stella — karena Tina, lewat bantuan Allen dan kemajuan luar biasa, mulai menyalip Stella dalam dunia sihir.

See also  Synopsis of Anime My Dress Up Darling, The Story of Marin and Gojou’s Relationship

Ini menciptakan konflik psikologis: Stella merasa kian tertinggal, tetapi juga bersalah karena merasakan kecemburuan terhadap adiknya sendiri. Versi kecil Tina yang “menertawakan” Stella adalah representasi internalisasi dari perasaan hina dan tertekan: Stella merasa dia sudah gagal sejak dulu, dan itu “ditertawakan” olehnya sendiri dalam ingatan.

Ketiga, adegan itu juga berfungsi sebagai pendorong perkembangan karakter. Dengan menghadapi bayangan masa lalu itu, Stella dipaksa untuk merenung, menyadari bahwa sikap menghakimi diri sendiri selama ini hanya memperparah ketidakpercayaannya. Dalam narasi adaptasi, Stella mencoba memanggil kuasa sihir es keluarga (summon ice wolf), tetapi gagal karena keterbatasan mana-nya yang dulu menjadi sumber frustrasi.

Dalam menghadapi bayangan masa kecilnya, ia menghadapi akar ketakutan dan rasa malu yang selama ini dipendam, dan dari sana dia mulai berproses untuk menerima kelemahan serta berusaha berkembang dengan caranya sendiri.

Singkatnya, Stella “melihat dirinya sendiri yang masih kecil dan Tina” bukan hanya karena adegan dramatis semata, melainkan sebagai manifestasi konflik internal: antara rasa bersalah, keterpurukan dalam ekspektasi keluarga, dan kecemburuan terhadap kemajuan Tina. Adegan itu menjadi titik refleksi agar Stella tidak hanya melawan musuh luar atau tantangan sihir, melainkan juga “musuh” terbesar dalam dirinya sendiri: rasa tidak percaya dan penilaian masa lalu.

About The Author

arisuid

See author's posts

Anime Tags:Anime, private tutor the dukes daughter, stella

Post navigation

Previous Post: Mengenal Lebih Dalam: Perbedaan Novel, Novel Ringan, dan Visual Novel
Next Post: Uma Musume Cinderella Gray Part 2 Episode 14, Sinopsis dan Tanggal Tayang

Related Posts

  • 5 Fakta Menarik Tentang Shinobu Oshino di Anime Monogatari Series Anime
  • Kuin Hachisuka: Antagonis My Hero Academia Vigilantes yang Menakutkan Anime
  • Profil Lengkap Atari Peramal Misterius di Sakamoto Days Anime
  • This is why Ikumi Akagi wants to forget Sakuta Azugawa in Rascal Does Not Dream. Anime
  • Apa Itu Balapan Kikuka Sho dalam Uma Musume: Cinderella Gray Anime
  • Anime A Gatherer’s Adventure in Isekai to Air on October 6, New Trailer Released! Anime
  • 5 Rekomendasi Anime yang Mirip dengan Oshi no Ko Anime
  • The Rising of the Shield Hero Season 4 Releases Preview Trailer for the Qunterou Arc Anime
  • Anime Baru Dorohedoro  Akan Tayang Spring 2026 Anime
  • Sinopsis Anime Harmony of Mille-Feuille, Tayang Juli 2025 Anime
  • BSU 2025 Sudah Cair atau Belum? Ini Cek Status & Alur Pencairannya Lifestyle
  • Uma Musume Cinderella Gray Part 2 Episode 14, Sinopsis dan Tanggal Tayang Anime
  • Dari Nisekoi Hingga Bakemonogatari, Ini 5 Rekomendasi Anime Terbaik Studio Shaft Anime
  • Hotel in Humans Episode 6, Making Miso Soup Uncategorized

Copyright © 2025 Catatan Infoku.

Powered by PressBook News WordPress theme

Cleantalk Pixel